Ditulis Oleh: Sulistiyo Rini Kartika Candra, S.Si.
Raya melangkah ke dapur dengan wajah gelisah.
“Ada apa, Raya?” tegur Ibu.
“Apakah Ayah belum pulang?” tanya Ibu kembali.
“Belum, Ayah pasti lupa dengan janjinya,” jawab Raya dengan wajah cemberut.
“Hmm … jangan bilang begitu, insyaallah Ayah tidak lupa,” jawab Ibu kembali.
Tidak lama kemudian Ayah datang. Dengan langkah malas, Raya membukakan pintu untuk Ayah.
“Lho, kok wajahnya cemberut? Nih, pesanan Raya dan bonusnya karena sabar menunggu Ayah menepati janji,” kata Ayah sambil memberikan kantong belanja yang berisi buku cerita pesanan Raya dan sebatang cokelat.
“Maafkan Ayah terlambat menepati janji ke Raya. Sore ini Ayah harus mengantarkan Om Aris ke rumah sakit, istrinya melahirkan. Kebetulan mobil Om Aris di bengkel,” jelas Ayah sambil mengajak Raya untuk duduk di sofa ruang tamu.
“Raya masih marah kah sama Ayah?” tanya Ayah.
Raya memandang wajah Ayah dan memeluk ayahnya sambil berkata,
“Maafkan Raya Ayah, Raya sudah berprasangka buruk.”
Yuk kita berprasangka positif terhadap orang lain! ***